Perbedaan Karbon Netral dan Net Zero Carbon
Lantas, apakah karbon netral dan Net Zero Carbon adalah hal yang sama? Mengutip dari laman Nationalgrid.com, keduanya merupakan hal yang berbeda.
Istilah karbon netral digunakan saat merujuk pada bisnis. Dalam hal ini sering kali mengacu pada ambisi perusahaan untuk membatasi peningkatan emisi karbon pada masa depan, sembari melakukan carbon offsetting untuk menetralisir emisi yang ada.
Sementara Net Zero Carbon menempatkan lebih banyak fokus pada pengurangan emisi karbon sebanyak mungkin terlebih dahulu, dan hanya mengimbangi sisa CO2 yang tidak dapat dihindari sebagai upaya terakhir.
Kalau masih kurang jelas, karbon netral hanya mencakup emisi gas rumah kaca scope 1 dan 2 (emisi langsung perusahaan), dan dapat mengacu pada produk serta aktivitas individual, atau perusahaan secara keseluruhan.
Sederhananya, karbon netral merupakan tujuan yang dapat dicapai perusahaan dalam jangka pendek serta merupakan awal yang bagus untuk memulai.
Lain halnya dengan Net Zero Carbon yang artinya melakukan segala daya termasuk menggunakan semua teknologi yang tersedia untuk mengurangi emisi agar sedekat mungkin dengan nol, sebelum mengimbangi sisanya. Net Zero Carbon mencakup scope 1,2,dan 3.
Scope 3 artinya, seluruh rantai nilai perusahaan mulai dari persediaan yang dibeli hingga pengelolaan produk akhir.
Baca juga: Carbon Footprint Scopes 1, 2, dan 3, Contoh serta Cara Menghitungnya
Apa yang dimaksud dengan karbon netral?
sebuah kondisi di mana emisi karbon yang dihasilkan manusia bisa terserap atau dilakukan offsetting sehingga tidak sampai ke atmosfer
PT Mowilex Indonesia Tersertifikasi Net Zero Carbon
Di Indonesia, salah satu perusahaan yang berhasil mendapatkan sertifikasi Net Zero Carbon adalah PT Mowilex Indonesia atau yang lebih kita kenal sebagai cat mowilex. Mowilex adalah merek cat premium yang diproduksi di Indonesia sejak 1970.
Tahun 2019, PT Mowilex mengumumkan bahwa mereka berhasil menjadi produsen yang netral karbon. Pencapaian tersebut menjadi yang pertama oleh perusahaan manufaktur di Indonesia.
Kemudian pada tahun 2021, PT Mowilex Indonesia berhasil meraih sertifikasi Carbon Neutral untuk tiga tahun berturut-turut, dengan mencapai emisi karbon pada tingkat net zero. Pencapaian ini dilakukan dengan membeli offset karbon untuk mengimbangi emisi karbonnya yang berdasarkan penilaian dari evaluasi Scope 1,2, dan 3 sesuai dengan Protokol Carbon Neutral.
Adapun inisiatif yang dilakukan oleh PT Mowilex seperti pengurangan daya listrik yang digunakan oleh pendingin ruangan, memasang sistem penerangan yang efisien, serta memasang insulasi pada kebanyakan dari gedung-gedung perusahaan untuk mengurangi pemakaian listrik.
Kabel mesin cuci putus
Gangguan kabel mesin cuci menjadi penyebab mesin cuci tidak berputar yang paling umum dan sering dialami banyak orang. Biasanya, hal ini disebabkan oleh gigitan tikus yang masuk ke bagian bawah mesin cuci.
Strategi Pengurangan Emisi Karbon
Dalam upaya mencapai keberlanjutan, pengurangan emisi karbon menjadi kunci utama. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan:
Cara Memperbaiki Mesin Cuci Tidak Berputar
Jangan panik dulu jika Anda menghadapi masalah mesin cuci tidak berputar. Anda bisa melakukan beberapa cara berikut ini untuk mengatasi masalah tersebut.
Kurangi muatan mesin cuci
Kurangi muatan mesin cuci agar tidak melebihi kapasitas. Alangkah lebih baik jika Anda membagi proses pencucian dan pengeringan menjadi beberapa kali. Anda juga bisa menyiasatinya dengan cara mengelompokkan baju putih, baju aneka warna, dan baju yang mudah luntur lalu mencucinya secara terpisah. Kebiasaan ini sangat efektif membatasi muatan mesin cuci sekaligus membuat hasil pencucian jadi lebih bersih.
Lid switch tidak berfungsi
Mesin cuci 1 tabung bukaan depan (front load) biasanya memiliki lid switch yang berfungsi sebagai pendeteksi pintu mesin cuci. Keberadaan komponen tersebut membuat mesin cuci tidak berputar jika kondisi pintu masih terbuka. Kerusakan lid switch akan menjadi penyebab mesin cuci tidak berputar meskipun pintunya sudah tertutup sempurna.
JAKARTA, 22 April 2021 – Dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia 2021, Grab, aplikasi super terkemuka di Asia Tenggara bersama dengan jajaran pemerintah Indonesia, mitra bisnis strategis, dan sektor swasta, membawa inisiatif #LangkahHijau ke tingkat selanjutnya. Grab Indonesia menghadirkan pameran virtual untuk meningkatkan kesadaran akan langkah-langkah kecil yang dapat dilakukan konsumen untuk berkontribusi bagi Indonesia yang lebih hijau, serta mengumumkan inisiatif baru seiring perusahaan terus meningkatkan upaya pelestarian lingkungannya. Pameran virtual #LangkahHijau dapat diakses oleh publik mulai 22 April 2021 di website GrabForGood Langkah Hijau (https://grabforgood.id/langkahhijau). Pameran tersebut akan menampilkan berbagai inisiatif pelestarian lingkungan di bawah kampanye #LangkahHijau dari Grab, yang diperkenalkan pada tahun 2019 dan dapat diikuti oleh para konsumen. Upaya keberlanjutan Grab mencakup tiga langkah:
Ridzki Kramadibrata, President of Grab Indonesia mengatakan, “Di Grab, kami percaya bahwa menyadari pengurangan jejak karbon dan dampak lingkungan juga sejalan dengan menciptakan peluang ekonomi bagi komunitas lokal. Kami terus mencari cara untuk mengurangi jejak karbon dan meningkatkan inisiatif keberlanjutan lingkungan kami melalui berbagai kemitraan. Program carbon offset terbaru kami yang berkolaborasi dengan Ecomatcher dan Yayasan Bumi Hijau Lestari akan memberikan kesempatan bagi kami untuk meminimalkan dampak bisnis bagi lingkungan Indonesia. ”
Fitur baru untuk mengurangi emisi karbon
Bertepatan dengan Hari Bumi Sedunia, Grab meluncurkan inisiatif Langkah Menanam Pohon yang memungkinkan konsumen untuk melakukan carbon offset di dalam perjalanan Grab mereka dengan harga Rp 200,- untuk kendaraan beroda dua, dan Rp 500,- untuk kendaraan beroda empat. Melalui kemitraan Grab dengan Benihbaik.com dan EcoMatcher, kontribusi ini akan langsung disalurkan untuk penanaman pohon di Jawa Tengah yang dikelola oleh Yayasan Bumi Hijau Lestari, organisasi nirlaba yang fokus dalam memperbaharui lingkungan dan memberdayakan masyarakat lokal melalui reboisasi dan pendidikan.
Konsumen dapat berpartisipasi (opt-in) di inisiatif ini dalam aplikasi Grab melalui fitur Dana Tanam Pohon (Plant Tree Fund) yang baru, mulai 20 April 2021. Peluncuran penuh akan berlangsung selama 1 minggu, hingga 27 April 2021, untuk semua konsumen Grab yang menggunakan versi aplikasi terbaru yang tersedia di iOS App Store & Google Playstore.
Ekosistem Kendaraan Listrik yang diperluas untuk mengurangi emisi karbon
Grab saat ini merupakan operator kendaran listrik terbesar di Indonesia. Ekosistem kendaraan listrik ini merupakan hasil kemitraan publik-swasta yang kuat dengan pemerintah, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan produsen kendaraan listrik. Mitra Grab termasuk produsen lokal seperti Gesits, Viar, dan Selis hingga produsen multinasional seperti Hyundai, Honda, dan Kymco. Kendaraan listrik dua roda ini juga digunakan oleh Lazada untuk armada pengantaran last-mile di Jabodetabek. Infrastruktur baterai juga dibangun bersama dengan perusahaan BUMN, PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan Pertamina, perusahaan bahan bakar BUMN untuk menghadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) tersedia di SPBU Pertamina di Rawa Bokor, Jakarta.. Kerjasama tiga arah itu berupa dukungan listrik PLN dengan tarif khusus; lokasi dan izin Pertamina, aplikasi dan pengoperasian pengisian daya serta Alat Pengisian Daya Kendaraan Listrik Grab bagi pengguna kendaraan roda 4 umum untuk mengisi daya kendaraannya.
Neneng Goenadi, Country Managing Director of Grab Indonesia menambahkan, “Perjalanan kami dalam membangun ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi telah dimulai sejak dua tahun yang lalu. Kami sangat berterima kasih kepada dukungan yang telah diberikan dari pemerintah, perusahaan BUMN, mitra sektor swasta, dan pemain industri EV terkemuka. Kami akan menambahkan sebanyak 1,500 armada kendaraan listrik sehingga lebih banyak mitra pengemudi dan pengantaran memiliki akses kepada kendaraan listrik di platform kami.”
Antara Januari 2020 hingga April 2021, sebanyak lebih 6.000 armada kendaraan listrik Grab telah membantu mengurangi emisi CO2 yang diperkirakan hingga 4.000 ton. Angka tersebut setara dengan jumlah penyerapan CO2 oleh lebih dari 190.000 pohon dalam setahun. Grab berencana untuk memulai uji coba armada kendaraan GrabBike Electric Protect di Jakarta, Bali, dan Yogyakarta mulai 22 April 2021. Pembelajaran dari uji coba ini akan menjadi dasar untuk perluasan lebih lanjut penggunaan Kendaraan Listrik untuk konsumen langsung.
Jangkauan yang diperluas untuk Grab Express Recycle
Grab terus mendorong pengurangan limbah dengan GrabExpress Recycle. Sejak 2019, Grab telah berkolaborasi secara erat dengan Danone-AQUA untuk meluncurkan GrabExpress Recycle dimana pengguna dapat dengan mudah mengirimkan limbah bernilai ekonomis seperti botol minum dan gelas, karton, botol perawatan rumah tangga dan personal care ke mitra Bank Sampah Danone-AQUA. Sampah daur ulang ini akan dikelola dan diolah oleh Usaha Daur Ulang (RBU) lokal, termasuk AQUA.
Saat ini titik penyerahan bank sampah telah mencapai 48 titik yang terdiri dari 45 titik di DKI Jakarta, Depok, Tangerang Selatan, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek), dan baru-baru ini ditambah dengan hadirnya 3 titik bank sampah baru di Kota Bandung sebagai bagian dari perluasan GrabExpress Recycle. Pada tahun 2021, kami akan menambah hingga 50 titik bank sampah di wilayah Jadetabek dan terus memperluas hingga 40 titik pengiriman di Bandung dalam upaya agar daur ulang lebih mudah diakses konsumen.
Grab tetap berkomitmen untuk berkontribusi pada kelestarian lingkungan dan akan terus berkolaborasi dengan badan pemerintah, mitra strategis, pelaku bisnis, dan pembuat kebijakan melalui #LangkahHijau.
Hitung Jejak Karbon Perusahaan Anda dengan Imbangi dan Lakukan Carbon Offsetting Bersama LindungiHutan
Mencapai karbon netral seperti PT Mowilex Indonesia juga bisa dilakukan oleh perusahaan Anda. Namun sebelum itu, hitung terlebih dahulu berapa jejak karbon yang perusahaan Anda hasilkan!
Anda bisa menggunakan kalkulator jejak karbon Imbangi untuk menghitung besar emisi karbon yang dihasilkan dari berbagai aktivitas, mulai dari penggunaan listrik, peralatan elektronik, pemakaian bahan bakar industri, hingga kendaraan.
Hitung Jejak Karbon Aktivitas Perusahaan Anda di Sini!
Cara menggunakannya juga mudah, Anda hanya perlu memasukkan data-data yang dibutuhkan dan setelah itu jumlah emisi yang dihasilkan akan keluar baik itu dalam jumlah sehari, sebulan, maupun setahun.
Setelah mengetahui jumlah emisi karbon yang dihasilkan, perusahaan Anda bisa mengimbangi atau melakukan carbon offsetting bersama LindungiHutan dengan melakukan penanaman pohon. Kami memiliki berbagai lokasi penanaman di kawasan hutan mangrove yang mana efektif dalam melakukan penyerapan karbon.
Baca juga: Konservasi Hutan Mangrove dan Tren Blue Carbon dalam CSR Perusahaan 2024
LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman Bersama 500+ Brand dan Perusahaan